Sandiaga Uno alias Sandiaga Salahuddin Uno, saya meman kurang tahu persis siapa dia sebelumnya, juga sekarang. Hanya aku sering melihat aneka publikasi utamanya bidang wirausaha sering sekali mencatut namanya. Belakangan setelah koneksi internet bagus di rumah, saya mencari carinya lagi sampai ketemu dengan blog dan rekaman video di youtube.

Salah satunya video berjudul, “Visi Besar Dompet Kosong”

[viral_lock_button show_facebook=”yes” show_twitter=”yes” show_gplus=”yes”]

[/viral_lock_button]

Video panjang, hampir satu jam saya mendownloadnya namun isinya luar biasa. Saya jadi inget tokoh lain Guy Kawasaki menyatakan kunci wirausaha itu bukan uang, namun memberikan makna, “Apakah usaha saya akan memberikan makna?” Kawasaki menjabarkan adanya 4 jenis makna yang bisa seseorang cari ketika akan memulai usaha. Keempat makna ini bisa kita gali dengan menanyakan 4 hal berikut pada diri kita sendiri.

“Apakah usaha saya akan membuat dunia menjadi lebih baik?”

“Apakah usaha saya mampu meningkatkan kualitas orang banyak?”

“Apakah usaha saya mampu memperbaiki hal-hal yang salah?”

“Apakah usaha saya mampu mencegah berakhirnya hal-hal yang baik?”

Big Vision Empty Wallet

Ndak berbeda sama Sandiaga Uno yang jelas jelas memaparkan unsur Nilai dalam berbisnis bukan Uang itu sendiri. Simak deh versi tertulisnya di artikel bervisi besar berdompet kosong.Cuplikannya :

Teknik Bisnis Sandiaga Uno Saratoga
Sandiaga Uno

“Banyak yang bertanya, “Bagaimana caranya menjadi orang yang superkaya?” Namun yang penting bukan menjadi orang kaya. Banyak yang menghubungkan Sandiaga Uno dengan peringkat dan kekayaan. Namun yang lebih penting adalah kontribusi yang ingin kita berikan kepada masyarakat, yang kita perjuangkan. Manfaat apa yang ingin kita wariskan bagi dunia. Suatu saat peringkat, kekayaan, saham, dan network tidak akan dapat memotivasi kita. Namun yang akan mendrive kita adalah impact, legacy, dan kontribusi yang akan kita tinggalkan bagi dunia.

Contohnya Soichiro Honda, apa yang sebenarnya Honda inginkan? Ia tidak menginginkan kekayaan. Ia bermimpi akan  personal mobility for everyone. Adanya kemudahan bertransportasi bagi semua orang. Semua orang lebih mudah untuk bertransportasi. Ia bermimpi mobil yang affordable bagi semua orang. Bukan hanya orang Jepang, tapi orang di seluruh dunia. Inilah visinya sewaktu memulai usaha sebagai pembuat mobil. Mulanya, mobil Honda selalu menjadi bahan tertawaan di Amerika. Mobil Honda saat itu merupakan mobil yang kualitasnya paling rendah. Namun ia tetap bertahan karena mobil inilah yang Honda inginkan, mobil yang affordable bagi semua orang. Dengan bertambahnya pengalaman, mobil Honda kualitasnya bertambah baik.

Contoh lainnya adalah Steve Jobs, visinya adalah computer for the rest of us. Steve Jobs ingin komputer yang mulanya barang mahal dan langka, yang ukurannya sangat besar, dapat dikecilkan menjadi kebutuhan semua orang. Komputer dapat membantu orang banyak dalam mengoptimalkan pekerjaan sehari-hari. Ia tidak pernah bermimpi market capitalization Apple lebih besar dari Microsoft, yang saat ini terjadi.

Senada pula dengan Tony Fernandes. Tony Fernandes tidak bermimpi untuk menjadi selebritis ataupun menjadi orang paling kaya di Malaysia. Namun saat ini dialah orang terkaya ke-12 di Malaysia. Mimpinya adalah membuat air travel affordable bagi semua orang Malaysia. Dulu, untuk terbang dari Kuala Lumpur ke Singapura membutuhkan biaya USD 300-400 per orang. Dengan konsep Air Asianya, Tony Fernandes membuat penerbangan bisa affordable bagi semua orang. Hingga sekarang dari Kuala Lumpur ke Singapura bisa hanya USD 15. “Now Everyone Can Fly” Air Asia

Tony Fernandes Air Asia Boss

Saya sendiri memiliki visi Indonesia bisa setara. Walau memiliki banyak potensi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, Indonesia masih diragukan, tidak dianggap setara. Yang mendorong saya dalam beraktivitas adalah Indonesia menjadi setara dalam hal potensi. Jika Saya mengejar kekayaan, saya hanya akan terus mengejar transaksi-transaksi berikutnya tanpa mau membagi ilmu.

Dari 4 tokoh tadi, yang dapat kita pelajari adalah “it’s the vision, not the money.” Jika kita dapat mendefinisikan visi kita dan konsisten dalam mengejarnya, uanglah yang nantinya akan mengejar kita”.

Ah, kapan suatu waktu pengen bisa belajar bisnis langsung dari beliau. Saya juga pengen, kehadiranku dimuka bumi bisa menambah banyak kemudahan dan kualitas kehidupan orang banyak.

Coach Anjrah

Recommended Posts

2 Comments

  1. Menarik banget mas bro…

    • makasih, semoga menginspirasi dan ada kebaikan yang bisa diambil


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *