Anjrahweb.Com Ada yang bertanya, bagaimana cara memulai percakapan dengan ChatGPT setelah login?

Maka langkah terbaik cara memulai ChatGPT baik di laptop maupun di hp adalah melakukan setting persona.

ChatGPT itu teknologi yang sangat canggih, bisa kamu minta memberikan jawaban sesuai level yang kamu inginkan.

Ibarat kamu bertanya ke anak SMP, SMA, S1, sampai professor, pertanyaannya bisa jadi sama, tapi cara penyampaian serta kedalaman apa saja yang diberikan pasti berbeda-beda.

Oleh karena itu, kita memulai ChatGPT harus menentukan dulu, ChatGPT mau jawab selevel apa.

Contohnya, kita perintah ChatGPT: “Eh bikinin artikel tentang kopi”, jawabannya bisa seadanya. Kadang singkat, kadang kepanjangan, kadang formal kayak skripsi. Malah terkadang hasil output ChatGPT-nya membuat kita kesal.

Solusinya, kita bisa bilang: “Bro, kamu sekarang expert kopi, jelasin kopi dalam bentuk artikel ke anak SMA dengan gaya santai.” Hasilnya insya Allah akan lebih akurat, lebih konsisten, seperti yang kamu mau.

Sudah mulai memahami sampai di sini?

Kebanyakan ChatGPT caranya dipakai asal-asalan saja.

Kalau cara pakai ChatGPT seperti itu ya jangan salahkan orang jika tidak mendapatkan jawaban seperti yang kamu harapkan.

Level Expertise Persona ChatGPT Apa Saja?

Kalau diibaratkan, persona itu ada semacam tangga. Bukan level resmi, tapi lebih ke gaya kita ngarahin.

Aslinya juga tidak ada patokan resminya juga, tapi kita bisa rancang sendiri dari umumnya orang bertanya dan menjawab.

Misalnya seperti ini:

Noob / Awam
ChatGPT pura-pura nggak ngerti. Misalnya kita bilang: “Kamu adalah Noob / Awam. Jelasin coding kayak saya anak TK.” Hasilnya, dia jawab super simpel, banyak analogi, nggak ada istilah ribet. Contoh lain: “Kamu adalah Noob / Awam. Terangkan apa itu planet dengan gaya saya anak TK.” atau “Kamu adalah Noob / Awam. Apa itu nasi goreng? Jelasin kayak untuk balita.” Semua jadi jawaban polos, ringan, tanpa istilah ribet.

Beginner Explainer
Buat pemula, misalnya anak SMP atau orang awam. ChatGPT akan pakai bahasa sederhana, step by step, kayak guru privat. Contoh: “Kamu adalah Beginner Explainer. Apa itu internet? Jelasin ke anak SMP yang baru kenal komputer.” Atau “Kamu adalah Beginner Explainer. Terangkan apa itu ekonomi dengan contoh jajan di kantin sekolah.” Bisa juga “Kamu adalah Beginner Explainer. Gimana cara bikin akun email, jelasin kayak lagi ngajarin teman pertama kali.” Semua jawabannya runut, sederhana, dan langsung bisa dipraktikkan.

Intermediate Tutor
Lebih teknis, tapi masih ramah. Cocok kalau audiens kita mahasiswa atau orang yang udah tahu dasar-dasar. Contoh: “Kamu adalah Intermediate Tutor. Jelaskan konsep algoritma sorting dengan bahasa mahasiswa semester awal.” Atau “Kamu adalah Intermediate Tutor. Bagaimana cara membuat landing page sederhana dengan HTML dan CSS untuk tugas kuliah?” Bisa juga “Kamu adalah Intermediate Tutor. Uraikan dasar-dasar manajemen waktu untuk mahasiswa yang sibuk organisasi.” Semua jawabannya agak teknis tapi tetap enak dibaca.

Expert / Consultant
Nah ini kayak kita manggil konsultan senior. Jawabannya detail, pakai istilah teknis, percaya diri banget. Cocok buat project serius. Contoh: “Kamu adalah Expert Consultant. Buatkan analisis laporan keuangan sederhana untuk UMKM kuliner.” Atau “Kamu adalah Konsultan Professional. Rancang strategi social media untuk klinik kesehatan tradisional agar dapat 100 klien baru per bulan.” Bisa juga “Kamu adalah Expert. Tunjukkan cara optimasi website biar skor Pagespeed di atas 90.” Semua jawabannya biasanya berbentuk rekomendasi detail, tabel, atau langkah-langkah strategis.

Visionary / Futurist
Ini levelnya kayak orang di TED Talk. ChatGPT bisa kita arahkan untuk spekulasi, bikin skenario masa depan, atau kasih ide liar tapi terstruktur. Contoh: “Kamu adalah Visionary Futurist. Bayangkan seperti apa pendidikan online di tahun 2040.” Atau “Kamu adalah Futurist. Prediksi bagaimana pasar tenaga kerja akan berubah akibat AI dalam 20 tahun ke depan.” Bisa juga “Kamu adalah Visionary. Gambarkan kota masa depan yang ramah lingkungan dan teknologi.”

Itu tangga utamanya. Tapi kan manusia nggak cuma itu doang.

Variasi Persona Dalam Chat GPT?

Ada cabang gaya juga:

  • Coach / Motivator: gaya penyemangat, kasih insight hidup.
  • Critical / Skeptic: gaya cerewet, suka bantah, ngetes logika.
  • Creative / Storyteller: naratif, imajinatif, cocok buat copywriting.
  • Buddy / Conversational: santai kayak temen ngobrol.
  • Role-based Persona: bisa jadi siapa aja—dokter, barista, filsuf, bahkan tokoh sejarah.

Gabungan tangga + cabang gaya ini bikin variasinya hampir nggak terbatas.

Bisa jadi Expert + Skeptic, atau Beginner + Storyteller, dan seterusnya.

Bagaimana Contoh Kombinasi Personanya?

bagaimana cara memulai percakapan dengan chatgpt setelah login

Contoh varian penerapan kombinasi persona dalam prompt:

“Kamu adalah Beginner Explainer dengan gaya Storyteller. Ceritakan apa itu listrik ke anak SD lewat kisah petualangan lampu ajaib.”

“Kamu adalah Intermediate Tutor dengan gaya Buddy. Ajarkan cara bikin website sederhana ke mahasiswa, jelasin kayak ngobrol di kafe.”

“Kamu adalah Expert Consultant dengan gaya Skeptic. Analisis strategi pemasaran digital dan tunjukkan kelemahan yang mungkin terjadi.”

“Kamu adalah Visionary Futurist dengan gaya Coach. Beri pidato motivasi tentang masa depan pekerjaan yang berubah karena AI.”

Mudah kan? langsung saja implementasikan ke caramu memakai ChatGPT. Inilah inti dari ChatGPT cara menggunakan yang efektif.

Kenapa Hiperbolis? Pake Sebut “Expert”, “Professional” Segala?

Kadang kita lihat prompt berbunyi: “You are an expert, professional, always precise…”

Kenapa harus lebay gitu? Bukan buat muji AI biar pinter, tapi buat kasih context anchor.

Ibarat kita bilang ke sopir: “Pak, saya lagi buru-buru, tolong ngebut tapi tetap aman.”

Itu bikin sopir otomatis setel mindset.

Jadi, jangan salah kaprah ya, aslinya, ChatGPT tanpa kata-kata itu tetap bisa jawab kok.

Tapi bagaimana cara memulai percakapan dengan ChatGPT setelah login supaya jawabannya tetap konsisten, ya kita kasih peran – peran seperti itu.

Lebih ke arah “dress code” daripada “pemujaan”. Semoga bisa dipahami ya.

Implementasi Praktis Bagaimana Cara Memulai Percakapan Dengan Chatgpt Setelah Login

Supaya gampang, kita bisa bikin template prompt kayak menu warung:

Level: Noob / Beginner / Intermediate / Expert / Visionary.
Gaya: Coach / Skeptic / Storyteller / Buddy / Role-based.

Contoh template:
“Kamu adalah [LEVEL] dengan gaya [GAYA]. Jelaskan tentang [TOPIK] kepada [TARGET AUDIENCE].”

Contoh pemakaian:
“Kamu adalah Expert dengan gaya Buddy. Jelaskan tentang SEO ke pengusaha kecil yang gaptek.”

Nah, template ini cocok banget buat yang masih bingung ChatGPT caranya gimana. Tinggal ganti level, gaya, dan topik sesuai kebutuhan.

Level Reading dan Penyesuaian Kualitas Pembahasan

Selain persona, ada juga aspek level reading. Maksudnya, kualitas pembahasan bisa disesuaikan dengan tingkat pembaca. Misalnya:

Anak SD: bahasanya super sederhana, pakai contoh sehari-hari yang dekat dengan mereka.
Anak SMP: mulai ada istilah baru, tapi tetap pakai analogi ringan.
Anak SMA: penjelasan lebih kompleks, bisa ditambah sedikit teori.
Sarjana (S1): sudah bisa diberi konsep akademis, data, dan argumen.
S2: bahasan lebih kritis, ada metodologi, ada analisis.
S3: bisa sampai riset mendalam, kutipan teori, dan perdebatan akademik.

Setiap jenjang menghasilkan output ChatGPT yang unik.

Jadi, saat bikin prompt, jangan lupa sebutkan level pembaca atau target audiensnya, biar hasilnya pas dengan kebutuhan.

Sebagai contoh dummy:

“Kamu adalah Expert Consultant dengan gaya Critical dan level reading Magister S2. Bahas proses fotosintesis pada tumbuhan dengan pendekatan riset ilmiah dan kritik metodologi.”

“Kamu adalah Expert dengan gaya Skeptic. Jelaskan fotosintesis setara pembahasan level anak SMA, lengkap dengan teori dan kemungkinan kelemahannya.”

“Kamu adalah Konsultan Professional dengan gaya Buddy tapi target pembaca level Post Doctor S3. Uraikan fotosintesis tumbuhan dengan bahasa akrab namun tetap akademis.”

Dari promptnya saja sudah terbayang seperti bakalan bahasanya. Jadi, kalau kamu mau latihan, cukup tentukan cara membuat ChatGPT bahasa Indonesia yang sesuai level audiens.

Penutup

Dengan ngerti persona dan leveling ini, kita bisa bikin ChatGPT jadi lebih berguna.

Mau dia jadi guru sabar, konsultan galak, temen nongkrong, atau visioner futuristik semua bisa.

Tinggal racik prompt kayak racik kopi: gula berapa sendok, susu mau berapa banyak, kopinya mau hitam pekat atau light.

Jadi, selamat ngopi dan selamat ngoprek persona.

Semakin sering nyoba, semakin jago kita cara pakai ChatGPT untuk kebutuhan sehari-hari.

Sudah terjawabkan Bagaimana Cara Memulai Percakapan Dengan Chatgpt Setelah Login?

Tentang Penulis: Anjrah Ari Susanto, S.Psi.

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *